Kartini Masa Kini, Kartini Dengan Sejuta Aksi!
Raden Adjeng Kartini, (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. (Sumber : Wikipedia)
Walaupun beliau kini sudah tiada, pengorbananya sangat kita rasakan sampai saat ini. Emansipasi wanita merupakan hal yang sangat dia perjuangkan.
Seiring berjalanya waktu, lahir banyak wanita-wanita Indonesia penerus Kartini. Walaupun perjuanganya tak sama dengan beliau, namun wanita-wanita ini merupakan wanita hebat, wanita yang penuh semangat, dan inspiratif.
Wanita Jadi Sopir Angkot
Sejak matahari terbit hingga terbenam, ibu satu orang putri tersebut terus bekerja keras membanting tulang mengendarai angkot jurusan Pamulang-Lebak Bulusa bersama rekan seprofesi yang kebanyakan adalah kaum adam ini.
Tak terasa sudah 25 tahun, Sri menjalankan profesi sebagai sopir angkot berwarna putih itu. Sebelum menjadi sopir angkot, Sri pernah bekerja sebagai seorang pembantu dokter di Klinik Kimia Farma. Saat menjadi pembantu dokter, dia diminta belajar menyetir mobil untuk membantu mengantar dokter tersebut. Setelah dokter sekaligus pemilik klinik itu wafat, Sri mencari pekerjaan lain.
Dalam menjalankan pekerjaannya, Sri menerapkan sistem kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan yang dibangun agar penumpangnya merasa aman dan nyaman, serta tanggung jawab yang ia berikan kepada pemilik mobil berupa uang setoran yang sesuai dengan perjanjian dan bensin yang diisi sebelum dikembalikan ke pemilik kendaraan.
Kata-kata penuh inspiratif dari Ibu Sri :
"Dia mengatakan, sukses itu bukan dinilai dari banyaknya materi yang didapat, tapi sukses itu adalah bagaimana seseorang mampu melakukan sesuatu yang membuahkan hasil yang baik."
Maria, Sopir Busway Wanita
Koridor 1 merupakan koridor tempat Maria bekerja. Maria (42), ibu empat anak. Maria, sudah setahun menjadi supir busway Transjakarta di bawah operator PT. JET ( Jakarta Exspress Trans). Sejak kelas 2 SMP, Maria sudah bisa nyetir. Nah, saat melihat lowongan supir busway, ia langsung mencoba dan akhirnya diterima setelah melewati berbagai tes.
Kata-kata penuh inspiratif dari Ibu Maria :
"Wah, pekerjaan apa lagi yah yang biasa dikerjakan pria tapi dilakukan oleh perempuan juga?"
Juminem, Wanita 70 Tahun Sebagai Pedagang
Juminem (70 tahun) adalah pedagang wanita yang lemah tak berdaya di tengah arus globalisasi dan kapitalisme modern. Ia adalah pedagang kecil yang mencoba mengarungi lautan persaingan kota lewat dagangannya. Dagangannya adalah krupuk satu bungkus dengan harga 250 rupiah, es lilin dengan harga 500 rupiah per bungkus dan makanan supermarket lainnya berupa chiki dengan harga 500 ratus rupiah. Ia berjualan di emper SD Negeri Langensari Yogyakarta.
Kata-kata penuh inspiratif dari Ibu Juminem : "Aku berjualan demi perut padahal kakiku sudah tidak kuat lagi.
Menandakan perjuangan seorang wanita untuk bisa hidup di tengah-tengan zaman modern seperti sekarang. Dia tetap semangat bekerja walaupun usianya sudah tak muda lagi. Salut untuk Ibu Juminem! Semoga Allah selalu memberikan kekuatan agar Ibu selalu bisa menjalani hidup dengan baik.
Itulah beberapa potret wanita Indonesia masa kini yang penuh semangat dan memberikan banyak inspiratif. Wanita dengan sejuta aksi, wanita dengan sejuta semangat yang takkan pernah pudar. SELAMAT HARI KARTINI!! Selamat berjuang wahai wanita-wanita Indonesia! Teruslah berkarya...
Wanita Jadi Sopir Angkot
Sejak matahari terbit hingga terbenam, ibu satu orang putri tersebut terus bekerja keras membanting tulang mengendarai angkot jurusan Pamulang-Lebak Bulusa bersama rekan seprofesi yang kebanyakan adalah kaum adam ini.
Tak terasa sudah 25 tahun, Sri menjalankan profesi sebagai sopir angkot berwarna putih itu. Sebelum menjadi sopir angkot, Sri pernah bekerja sebagai seorang pembantu dokter di Klinik Kimia Farma. Saat menjadi pembantu dokter, dia diminta belajar menyetir mobil untuk membantu mengantar dokter tersebut. Setelah dokter sekaligus pemilik klinik itu wafat, Sri mencari pekerjaan lain.
Dalam menjalankan pekerjaannya, Sri menerapkan sistem kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan yang dibangun agar penumpangnya merasa aman dan nyaman, serta tanggung jawab yang ia berikan kepada pemilik mobil berupa uang setoran yang sesuai dengan perjanjian dan bensin yang diisi sebelum dikembalikan ke pemilik kendaraan.
Kata-kata penuh inspiratif dari Ibu Sri :
"Dia mengatakan, sukses itu bukan dinilai dari banyaknya materi yang didapat, tapi sukses itu adalah bagaimana seseorang mampu melakukan sesuatu yang membuahkan hasil yang baik."
Maria, Sopir Busway Wanita
Koridor 1 merupakan koridor tempat Maria bekerja. Maria (42), ibu empat anak. Maria, sudah setahun menjadi supir busway Transjakarta di bawah operator PT. JET ( Jakarta Exspress Trans). Sejak kelas 2 SMP, Maria sudah bisa nyetir. Nah, saat melihat lowongan supir busway, ia langsung mencoba dan akhirnya diterima setelah melewati berbagai tes.
Bagaimana rasanya mengemudikan busway? Menurut Maria, rasanya sama saja dengan nyetir mobil biasa dan tentu ada rasa bangga. Jam kerjanya pun hanya 8 jam, mulai dari jam 5 sampai jam 1 siang. Ini karena untuk alasan keamanan dan biar enggak cepet cape. Sungguh emansipasi wanita untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang patut dihargai (tambahan penulis). Beliau tidak malu, tidak canggung mengambil suatu pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh Pria.
"Wah, pekerjaan apa lagi yah yang biasa dikerjakan pria tapi dilakukan oleh perempuan juga?"
Juminem, Wanita 70 Tahun Sebagai Pedagang
Juminem (70 tahun) adalah pedagang wanita yang lemah tak berdaya di tengah arus globalisasi dan kapitalisme modern. Ia adalah pedagang kecil yang mencoba mengarungi lautan persaingan kota lewat dagangannya. Dagangannya adalah krupuk satu bungkus dengan harga 250 rupiah, es lilin dengan harga 500 rupiah per bungkus dan makanan supermarket lainnya berupa chiki dengan harga 500 ratus rupiah. Ia berjualan di emper SD Negeri Langensari Yogyakarta.
Kata-kata penuh inspiratif dari Ibu Juminem : "Aku berjualan demi perut padahal kakiku sudah tidak kuat lagi.
Menandakan perjuangan seorang wanita untuk bisa hidup di tengah-tengan zaman modern seperti sekarang. Dia tetap semangat bekerja walaupun usianya sudah tak muda lagi. Salut untuk Ibu Juminem! Semoga Allah selalu memberikan kekuatan agar Ibu selalu bisa menjalani hidup dengan baik.
--|--